Saturday, December 28, 2019

[Review Film] Ubah Insekyur Jadi Bersyukur : Imperfect


Judul: Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan

Penulis: Meira Anastasia, Ernest Prakasa

Sutradara: Ernest Prakasa

Pemain:

Jessica Mila

Reza Rahadian

Yasmin Napper

Dion Wiyoko

Karina Suwandi

Kiki Narendra

Shareefa Daanish

Genre: Romcom

Tanggal Rilis: 19 Desember 2019



BLURB


Berkisah mengenai Rara (Jessica Mila) yang terlahir dengan gen gemuk dan kulit sawo matang, warisan sang ayah. Sementara, adiknya Lulu (Yasmin Napper) mengikuti gen ibu mereka Debby (Karina Suwandi) yang merupakan mantan peragawati tahun 1990-an. Rara sendiri bekerja sebagai manajer riset di sebuah perusahaan kosmetik. Meski mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari lingkungan sekitar, namun Rara mencintai pekerjaannya. Untung ada Dika (Reza Rahadian), kekasih yang mencintai Rara apa adanya. Suatu hari, muncul peluang bagi Rara untuk naik jabatan di kantor, tapi bos Rara yakni Kelvin (Dion Wiyoko) mengharuskan Rara mengubah total penampilannya jika ia mau mengemban tanggung jawab baru ini. Berhasilkan Rara membuktikan dirinya?

- - - - - - - - -

Film yang jujur aja kutunggu-tunggu tahun ini selain Dua Garis Biru! Soalnya film ini tuh diadaptasi dari novelnya Ce Meira sendiri yang berjudul sama. Kalau di novelnya lebih banyak menceritakan keluh kesahnya Ce Meira sebagai seorang istri dan seorang ibu yang kadang suka dibody shamming karena tau sendiri kan, gimana rasanya jadi ibu-ibu yang udah punya anak? Pasti dikatain, kok gendut, kok nggak nambah anak lagi? Dan kok kok lainnya.

Sedangkan untuk di filmnya sendiri, lebih difokuskan ke kehidupan remaja sekarang. Sesuai sama tagline filmnya, Karier, Cinta & Timbangan. Rara di sini sebagai seorang staff RnD di sebuah perusahan kecantikan. Atasannya yang mendadak resign, membuat Rara ditawarin untuk menggantikan posisi tersebut. Tapi masalahnya, Rara kan gendut, keriting, sementara di posisi tersebut, otak aja nggak cukup. Di sinilah proses Rara buat ngecilin badan dan ngelurusin rambut demi posisi tersebut.

Film ini cukup relatable di kehidupan nyata sebenernya. Standart kecantikan masyarakat apa aja sih? Cantik, putih, tinggi, rambut lurus. Apalagi? Kalo di luar itu? Pasti dibilang jelek, bantet, kuntet, dan lainnya. Standart inilah yang kadang bikin cewek-cewek itu merasa ada yang kurang. Beratnya naik beberapa ons, ngerasa uadh gembrot banget. Padahal ya enggak. Bela-belain nggak ngemil, atau kelaperan tengah malem, demi kurus. Padahal, diet yang bener itu, kamu nggak mungkin kelaperan kalo kalori tubuhmu terisi dengan cukup. Terus jangan lupa olahraga juga.

Untuk alur filmnya sendiri, menurutku cepet banget sih. Berasa kayak jebret, jebret, jebret! Tapi aku suka cara Ce Meira menyampaikan, bahwa sejelek apa pun kita di mata orang lain, kita itu tetep berharga. Aku suka sama karakternya Dika. Suka banget. Menghargai banget pacarnya. Mau dia gendut, mau udah kurus, dia tetep sayang dan nggak nyinggung-nyinggung pekara badan. Dia malah lebih suka sama ketidaksempurnaan Rara. Sayang banget sama Dika. Pertanyaannya, bisa nggak cowok-cowok kayak gitu? Hahaha.. Karena kadang body shamming nggak cuma dateng dari cewek-cewek aja, tapi juga cowok, entah itu circle pertemanan, atau malah pacar sendiri.

Overall, good job Ce Meira dan Ko Ernest! Ditunggu film lainnya akhir tahun depan!

No comments:

Post a Comment

[Product Review] White Lab Cera-mug

Yuk Cobain White Lab Cera-mug Barrier Moisturizing Gel! Hula! Setelah rehat berminggu-minggu, akhirnya aku muncul kembali hehehe...