Monday, February 8, 2021

[Drama Review] Alice in Borderland

 

Judul : Alice in Borderland

Jumlah Eps : 8 Episode


Ryohei Arisu (Kento Yamazaki) seorang laki-laki yang pekerjaan sehari-harinya bermain game, tidak memiliki pekerjaan tetap, dan bisa dibilang beban keluarga gitulah. Yang dibangga-banggakan selalu adiknya, dibandingin? Udah jadi makanan sehari-hari buat Arisu. Arisu memiliki dua teman yang selalu menemaninya, Chota Segawa (Yuki Morinaga) dan Daikichi Karube (Keita Machida). Teman yang sudah menemaninya sejak masa sekolah hingga kini. Ketiganya bertemu karena Arisu sedang kesal hari itu, dan juga kesialan teman-temannya yang lain, setelah bertemu, mereka malah menghabiskan waktu di perempatan Shibuya. Setelah berlari dari kejaran polisi karena tingkah mereka, mereka bersembunyi di salah satu bilik toilet dan kemudian keanehan terjadi. Semua orang mendadak menghilang.


T O K O H


Ryohei Arisu

Arisu ini sebenernya nggak beban-beban banget loh, karena dia kan sering main game, dan hal ini tuh sebenernya bisa diarahkan. Jadi dia nggak harus formalitas, yang kerja, dan segala macemnya. Tapi sejujurnya, pas pertama kali lihat dia, emang kayak no life banget. Ya tau sendiri kan, anak gamer itu gimana? Selain itu, dia kalau mikir agak lama banget, meskipun lama, dia bisa menganalisis semuanya dengan baik. Hampir semua game diselesaikan dengan baik menurutku. Cuma ya gitu, mikirnya lamaaaa banget. Ah, dia ini anak yang baik. Dia berusaha untuk menyelamatkan semua orang, biar semua orang tetep hidup, walaupun hal ini seringkali diketawain sama temen barunya, Usagi. Btw, dia mirip sama pemainnya Sweet Home nggak sih? Aku pas pertama kali lihat dia, langsung keinget Hyun-Soo


Chota Segawa

Chota, temennya Arisu yang satu ini bisa dibilang pinter loh. Di antara kedua temannya, dia punya pekerjaan yang cukup baik, bekerja di dunia perkantoran, sebagai IT lagi. Dia juga yang menyadari, ketika mereka nggak bisa nyalain hp dan semacamnya, cuma bisa ngandalin dari yang analog aja. Sayangnya, dia anaknya agak penakut gitu. Tapi dia orang yang paling sabar dan nerimoan banget di antara mereka bertiga.
 

Daikichi Karube

Karube, si cowok yang kerjanya di bar, nggak cuma itu aja, dia juga ngedeketin pacar yang punya! Bahkan mereka sudah merencanakan pernikahan. Emang dasar Karube ini tukang tikung. Dibalik sifatnya yang jelek ini, Karube malah cowok yang paling nekad, paling pemberani dan paling gegabah. Apa ya, di waktu game pertama kali, dia itu kayak ngototttt banget anaknya, gampang marah juga. Tapi aslinya dia ini baikkkk banget, malah dia nyuruh Arisu supaya nggak terlalu deket sama dia, karena menurut Karube, dia bawa pengaruh jelek ke Arisu.
 

Yuzuha Usagi

Cewek yang satu ini cukup tangguh banget menurutku. Ya ini juga karena latar belakangnya dia sebagai pemanjat tebing dan udah hafal banget sama alam liar. Dia ketemu sama Arisu dan Karube di game kedua. Game yang lebih mementingkan fisik, dan jelas jago banget dong dia. Selain itu, Usagi ini pinter banget memanfaatkan peluang yang ada. hampir ketauan? Dia bisa sembunyi di balik tembok, karena dia jago menahan dirinya sendiri.
 

Shuntaro Chisiya (Nijiro Murakami)

Chisiya, cowok yang menurutku sangat tenang. Di game kedua, dia langsung ambil posisi untuk bisa mengamati pergerakan musuhnya, dia udah kayak terlatih gitu. Selain tenang, dia juga lebih gampang membaca orang di sekelilingnya, di balik sikap tenangnya ini, ternyata dia anak yang cukup ambisius loh. Tergabung di jajaran tinggi di 'Beach', membuat dia juga pengen segera keluar dari dunia aneh yang bikin dia muak ini.
 

Hikari Kuina (Aya Asahina)

Cewek yang cukup tangguh dan ternyata dibalik ketangguhannya ini banyak masa lalu yang disimpan sama dia, yang nggak dibagikan ke orang lain dengan gampang. Apa yang membentuk dia sekarang ini ya karena masa lalunya. Dia punya tekad yang besar untuk keluar dari Borderland ini karena kepikiran sama mamanya yang sedang di rumah sakit. Jadi ya dia pengen secepetnya keluar, dan balik ke masa yang beneran, supaya bisa jaga dan ketemu sama mamanya. Dia juga cukup dekat dan dipercaya banget sama Chisiya.
 


R E V I E W

 
Gimana rasanya dunia tiba-tiba semua orang menghilang, tinggal kamu dan teman-temanmu? Seneng? Kayaknya bakalan seneng ya? Apalagi kalau orang-orang di sekitarmu nggak mendukungmu, kamu lebih memilih kalau mereka nggak ada kan? Hal yang sama dirasakan sama Arisu. Bertiga saja bersama teman-temannya, ya cukup. Tapi waktu dia berusaha mencari tau ada masalah apa, mereka malah masuk ke salah satu tempat yang ternyata tempat game berlangsung. Pertamanya mereka juga bingung, tapi ketika mereka udah masuk, mereka udah nggak bisa keluar lagi, karena kalau mereka keluar, mereka bakalan ngelewatin laser yang bisa membunuh mereka.

Di bagian awal, cukup dibikin bertanya-tanya sama maksud dari dramanya sih. Karena jujur aja, aku tuh kalo nonton drama, bukan tipe orang yang bakalan baca sinopsisnya, pemainnya siapa, dan gimana gambaran kasarnya. Aku tuh tipe yang oh ada drama seru, oke, nonton. Jadi selalu clueless. Hehe..

Permainan gamenya menurutku cukup seru dan menantang. Di setiap gamenya, mereka nggak tau bakalan dapet bagian apa, karena di dalam kartu sendiri kan ada empat jenis kartu, misalnya hati, sekop, keriting, dan wajik. Setiap jenis kartu itu menandakan kesulitannya masing-masing. Kalau dalam permainan hati, permainan ini dianggap paling kejam dan paling sulit untuk diselesaikan, karena mempermainkan perasaan dan psikologi pemainnya, bisa memanipulasi para pemainnya juga untuk membunuh satu sama lain. Dalam permainan ini pula, Arisu kehilangan teman-temannya. Di permainan sekop lebih berfokus pada kemampuan fisik. Kalau keriting, lebih membutuhkan keseimbangan otak dan kekuatan pemainnya. Sedangkan wajik, lebih ke kemampuan mental pemainnya. Nah, biasanya, angka yang berada di kartu tersebut menunjukkan tingkat kesulitannya.

Selama nonton ini, menurutku kita sebagai penonton juga harus jeli loh. Karena setiap apa yang dilewati sama para pemainnya, biasanya bakalan jadi clue cara mereka meloloskan diri. Bagian yang menruutku paling keren ada di episode enam. Bener-bener epic sih menurutku.

Di bagian ending, akhirnya kita bisa tau siapa dalang dari semua permainan gila ini. Sayangnya, mereka masih harus lanjut lagi untuk ngumpulin kartu. Nggak sabar banget aku nonton season duanya. Is this worth to watch? YASH! Tapi saranku, jangan nonton habis makan atau sambil makan ya, karena adegan pembunuhan di sini nggak disensor apalagi dipotong. Bener-bener keliatan darahnya dan sebagainya, pasti eneg banget buat yang nggak tahan. Hihi..

No comments:

Post a Comment

[Product Review] White Lab Cera-mug

Yuk Cobain White Lab Cera-mug Barrier Moisturizing Gel! Hula! Setelah rehat berminggu-minggu, akhirnya aku muncul kembali hehehe...